evangeline nafthalia

evangeline nafthalia

Jumat, 13 Januari 2012

for my dearest one..

Aku mendengar orang banyak berkata

“bagi kami ia bukan hanya seorang pemimpin, namun seorang Bapak yang penuh kasih”

Penuh kasih? Bapak Abraham kah ia?

Semua yang ku ingat hanyalah pundaknya yang lebar, dan kedua tangan mungil yang meraih-raih berusaha memeluk pundak tersebut dari belakang..

Sisanya adalah beberapa scene buram dan kekecewaan besar terhadap memori yang dengan mudahnya teredam

Aku takut untuk memanggil semua kenangan tentangnya

Karena apa yang kumiliki hanya pundaknya yang lebar, yang tak dapat kurengkuh penuh hingga puas

Dan senyuman abadi dalam cetakan kartu duka

Namun ada cinta untuknya

Ada rindu

Dan hasrat untuk memeluknya karna kedua tanganku kini dapat memeluknya secara utuh, aku yakin..

Mungkin nanti, dalam hitungan tahun atau hari, aku tidak tahu

Aku tidak perlu menitip salamku lagi pada Tuhan..

Mungkin nanti, dalam jangka waktu sesuka Tuhan, aku tidak tahu

Aku dapat mengatakan sendiri rinduku

Mungkin nanti, waktu penantianku dimana hanya Tuhan yang tahu

Aku dapat belajar mencintainya bukan dari kata orang


P.S : tulisan untuk papi Hernawan yang kata orang baik hati :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar