mengapa bayangan tak pernah seindah kenyataan?
adakah aku yang terlalu bersatu padu dengannya
hingga menutup mata pada keadaan sesungguhnya?
bagaimana tidak, jika kehilangan adalah keadaan yg sesungguhnya..
bukankah egois jika mencintai bayangan?
seperti memberi makan pada sisi dalam diri yg tidak kelihatan namun merusak sisi yg lain perlahan-lahan..
seperti itulah menunggu bayangan..
bayangan yg selamanya hanyalah bayangan..
tak dapat dijangkau.. tak dapat disentuh..
ah, ingin rasanya meniup jauh2 bayangan itu dan berpijak pada sesuatu yg lebih nyata..
namun sulit melangkah..
yaa, tak pernah berhasil melangkah untuk saat ini..
tapi pasti bisa satu hari nanti..
meninggalkan bayangan yg setiap hari menghantui..
yang membuat tak jarang air mata mengalir karna permainan memori yg menjemukan,
namun sayang untuk dibuang begitu saja layaknya penulis yg gagal menulis satu halaman.. haha seorang AKU rasanya tak akan pernah seberani itu..
tapi pasti bisa.. :)
entah kapan, pijakan yg nyata telah MENUNGGU untuk kupijaki
hanya satu pertanyaan yg membuatku bertahan pada dasar yg rapuh ini..
mengapa DIA lebih memilih untuk berperan sebagai bayangan?
Selasa, 08 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar