evangeline nafthalia

evangeline nafthalia

Kamis, 09 Juni 2011

N.A.D.Y.A

1 jam 50 menit.. tidak begitu lama untuk kemudian aku bisa melihatnya, melayaninya dengan super ramah tanpa adegan yang dibuat-buat.. bagaimana tidak, bila segalanya tampak bermetamorfosis bila wajah nya hanya berjarak beberapa meter dariku.. petak kerja 3x4 yang menjadi kurunganku semalaman untuk melayani para orang asing, dapat menjadi tempat yang sangat nyaman dan tak masalah untuk hanya sekadar duduk diam, dan menunggu setiap indera dan sel-sel tubuhku memproses kehadirannya, pantulannya, dan kemudian menghela setiap detailnya keindahan ciptaan sang Khalik yang hanya dapat kutemui setiap senin malam.

disini, ruangan 3x4 pintu tol..

hampir genap setahun semenjak februari tahun lalu aku mulai bekerja dengan segala hal yang berbau rutin ini.. melayani ribuan kendaraan yang datang menyerbu dari satu arah, kaca dibuka, transaksi berlangsung kemudian kaca ditutup lagi, semuanya tampak seperti robot yang terprogram, yang bisanya hanya itu-itu saja...


namun tidak hingga pertengahan April..


ya, ia yang kurindukan setiap minggunya, ia yang hanya bisa kubayangkan untuk dapat hidup bersama, ia yang kucintai secara naas, kemudian muncul dari beribu-ribu kendaraan yang terlihat identik, dan memilih posku untuk melakukan kewajibannya mengenai pajak.

"trima kasih mas bayu.. " ungkapnya tulus dua detik setelah melihat bros namaku yang bertengger disisi kiri baju kebangsaan para penghuni tol. ia tersenyum dan kaca yang tadinya menjadi jembatan terbuka, kini menjadi pengkhianat yang dengan kejamnya mengakhiri pertemuan mega singkat barusan..

aku menyaksikan integritas di setiap gerakannya.. entah asumsi atau intuisi.. ia telah merebut jantung hatiku dengan sempurna.. setiap senin malam, kira-kira jam 10 lewat 5 ia selalu muncul dengan segala kesederhanaan yang tak pernah absen membuatku jatuh hati karena pesonanya..


setiap senin pagi, inilah yang kuhadapi.. pertentangan dahsyat untuk dapat mengenal namanya namun ketakutan lebih punya andil dalam diriku.. sehingga menjadikan hal sesederhana sebuah nama menjadi pergumulan berbulan-bulan..

kira-kira jalan 8 bulan ketika aku mulai memikirkannya setiap saat, namun tak pernah sekalipun aku berani untuk menanyakan namanya.. sungguh idiot kau bayu... setiap senin pagi kau selalu yakin dirimu akan melakukannya nanti malam, namun pulang dengan sesal selalu.. kau berharap ia juga mengenakan bros nama, huh??

**************

mungkin 20 menit lagi ia akan muncul dihadapanku, aku bisa saja menjadikan malam senin ini seperti malam-malam senin yang lalu. mengeloni rasa takut ditolakku dan pikiran-pikiran buruk lainnya kemudian pulang dengan serapah bagi diri sendiri.. namun tidak untuk malam ini.. positive aku akan melakukannya. berikan kembalian kemudian simpel tanyakan dengan sopan siapa namamu, hanya itu yang perlu kulakukan..

yang ditunggu-tunggu pun mulai terlihat diujung jalan..

well, aku bisa mengatasinya.." bisikku mantap

mesin berlapis besi yang selalu ia gunakan, plat nomor yang sama dan kaca yang memiliki 2 sifat kontras itu terlihat jelas dari kejauhan..

she's coming.. she's coming" aku mulai bergumam, pundakku lemas dan basah keringatan

kini jaraknya tinggal beberapa meter dan.. yak! ia meluncur didepan pos ku..

ohh aku belum siap.. teriakku dalam hati.

hamparan kaca gelap kian ditarik turun dari peraduannya. sedetik kemudian aku bisa melihat wajahnya.. ia memakai sweter hijau muda malam ini, sangat anggun dipadu dengan rambutnya yang kecoklatan.. oh andai saja aku dapat mengabadikan semuanya ini tanpa lensa.

malam" ucapku melawan gigi ku yang beradu gelisah

malam" balasnya sambil tersenyum dan menyerahkan selembar dua puluh ribuan.


aku tersenyum canggung dan menerima uang tersebut dari tangannya..


sepertinya malam ini akan hujan" celetukku tiba-tiba


bodohh berita darimana itu, maki ku pada diri sendiri


emm yaa mungkin saja mas, dari tadi udaranya panas sih" ujarnya santai


syukurlah ia mau menanggapi ramalan cuaca bodohhku..

ini mba kembaliannya" kataku seraya menyerahkan uang kembali

mataku beradu dengan matanya dan kemudian senyum mengembang pada otot-otot pipinya
dan..

terima kasih mas bayu"

mm maaf mba.."

ya?"

..........."

**************

aku tertunduk lemas, rasanya hari ini lebih melelahkan dari yang biasanya.. seusai ganti shift, aku menaiki jemputan umum yang khusus disediakan untuk para petugas tol..

malam itu aku pulang membawa 2 fakta

semuanya hanya sejauh getaran pada pita suara dan bagaimana otakku mulai menyusunnya kedalam kalimat tanya.. ya aku menang melawan aku yang selama 8 bulan mempecundangi diriku sendiri.. itu yang pertama..

dan fakta yang kedua, aku pun jatuh hati pada namanya..

Nadya

begitulah ia menyebutkan namanya... mengapa ia muncul setiap senin malam, kemana ia pergi, rutinitas yang ia jalani, dimana ia tinggal dan segala info mengenainya, mereka mungkin belum tersentuh.. namun sebuah nama cukup bagiku, setidaknya untuk saat ini.. cukup untuk membayar ketidak-adilan karena satu-satunya pengguna jasa yang selalu menghargai cetakan asal di sebuah bros rata, tak pernah sekali pun ia mendapat kesempatan untuk mendengar namanya terucap dari bibirku, sekalipun ia tidak menginginkannya atau tidak membutuhkannya..

aku bersandar pada jok mobil sembari terus merhemakan nada suaranya saat mengucapkan namanya.. bersyukur aku tak pulang dengan serapah, namun dengan sebuah nama.

oh dan satu fakta lagi..
aku tidak bohong, malam itu sungguh turun hujan.. :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar